9.21.2015

Cara Mendidik Anak Dalam Kandungan

Cara Mendidik Anak Dalam KandunganBukan berarti yang mengasuh anak adalah kewajiban ibu semata, tapi juga bapak. Bahkan di dalam Al Quran banyak merekam bahwa kewajiban mendidik anak justru dari bapak. Seperti kisah Luqmanul hakim dalam Surat Luqman.
Sebenarnya anak adalah dambaan semua makhluk, bukan hanya manusia. Itu sebabnya salah satu
firman Allah :
“Aku tidak perlu bersumpah dengan negeri kota Mekkah, dan aku tidak perlu bersumpah menyangkut ayah dan anak”. Ini menunjukkan suatu naluri bahwa semua makhluk hidup mendambakan keturunan untuk melanjutkan jenisnya.
Karena anak adalah dambaan, maka semua makhluk hidup menggantungkan harapan pada sang anak. Kalau pada manusia, kita menginginkan anak kita menjadi anak yang sholeh, dan bahkan lebih dari sholeh yaitu sebagai qurrota a’yun (penyejuk mata).
Ini dilukiskan QS. Al-A’raaf:189 :
“Dia yang telah menciptakan kamu pasangan dari jenis yang sama (jenis manusia), sewaktu sang suami menyentuhnya/menyelubunginya (kata halus dari hubungan seks), isterinya hamil, kandungannya masih ringan, maka berlalulah hari-hari sampai menjadi berat. Maka ketika itu, keduanya (si ibu dan bapak) berdoa, ya Allah jika Engkau jadikan anak ini anak yang shaleh, sempurna jasmani dan rohani, maka kami akan bersyukur”
Pendidikan agama memang sudah seharusnya kita berikan semenjak anak masih dalam kandungan. Banyak pula cara menurut Islam dalam hal memberikan pendidikan semenjak dalam kandungan sampai anak nantinya mencapai usia dewasa. Dasar pemahaman agama yang baik akan banyak berpengaruh dalam hal pembentukan karakter dan akhlak seorang anak nantinya.
Mendidik anak secara Islami semenjak dalam kandungan seorang ibu penting untuk diketahui oleh setiap orang tua. Orang tua tentunya tidak menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang durhaka (semoga kita terhindar dari hal sedemikian aamiin) karena setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak kebanggaan dan senantiasa menjadi salah seorang yang senantiasa menjaga agama Islam ini untuk tetap "bercahaya" sampai akhir jaman nantinya.
Selain itu, sebagai seorang muslim, orang tua juga memiliki kewajiban untuk mendidik tentang ajaran Islam terhadap anaknya. Anak adalah amanat yang harus dijaga dan ditanamkan kepadanya nilai-nilai tauhid dan akhlak yang baik, dengan tujuan agar menjadi hamba Allah yang taat dan patuh terhadap-Nya. Jika ajaran-ajaran Islam ini tidak diperoleh anak di masa hidupnya di dunia, maka kelak di kehidupan akherat, anaklah yang akan menjadi penuntut pertama dan menjadi alasan serta penyebab terhalangnya orang tua masuk surga.
Hanya saja seringkali pendidikan agama sering terlupakan padahal pendidikan agama adalah pondasi paling penting dalam mendidik anak. Selain dari pendidikan agama contoh serta tauladan yang baik dari orang tua serta lingkungan yang baik adalah hal yang tidak boleh dilupakan untuk bisa mendidik dan mengarahkan anak-anak kita mengenal akan Islam dan segala hal yang berkaitan dengan agama Islam yang kita anut
Islam memperkuat pandangan perlunya pendidikan sebelum kelahirannya. Tidak hanya itu, pendidikan pralahir menurut Islam harus dimulai dari sejak sebelum terciptanya janin. Ha ini dibuktikan dalam Al-Qur'an dalam beberapa surat dan diantaranya yang yakni :
Penciptaan janin harus berasal dari pasangan yang sah. Bukan hubungan perzinahan (QS Al Isra’ 17:32).
Dalam melakukan hubungan biologis, hendaknya dimulai dengan doa, setidaknya dengan baca basmallah.
Setelah terjadinya proses nuthfah (sperma), berlanjut menjadi ‘alaqah dan kemudian mudghah (segumpal daging) (QS Al Mu’minun 23:12-14), maka dimulailah kehidupan seorang anak dalam rahim.
Dari tahap ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan sang ibu, sebagai guru pertama seorang anak, untuk mendidik anak dalam kandungan.
Lahirnya anak cerdas dan sholeh-sholehah tidak bisa juga ditentukan secara medis maupun kecukupun gizi saja. Keduanya hanyalah faktor pendukung dan yang tak kalah penting adalah dengan disertai pendidikan agama sejak dalam kandungan.
Untuk bisa mendapatkan anak yang baik sehat secara fisik dan mental maka dibutuhkan amalan serta metoda pendidikan yang tepat saat dalam kandungan maupun setelah melahirkan.
Cara yang ditempuh dalam metoda pendidikan anak dalam kandungan ini diantaranya yaitu dengan melakukan banyak berdoa, memperdengarkan ayat suci Al-Qur'an dengan cara memperbanyak membacanya dan juga mengajak dialog janin dalam kandungan serta menjaga perilaku ibu selama mengandung dan kehamilan.
Menurut perspektif Islam, pendidikan kanak-kanak ialah proses mendidik, mengasuh dan melatih rohani dan jasmani mereka berteraskan nilai-nilai baik yang bersumberkan Al-Quran, Hadis dan pendapat serta pengalaman para ulama.
 Ia bertujuan melahirkan ” Insan Rabbani” yang beriman, bertakwa dan beramal soleh.
Cara mendidik anak dalam kandungan secara Islami dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut adalah metoda pendidikan anak semenjak dalam kandungan dan diantaranya yaitu dengan :
Membacakan Al-Qur'an. Metoda mendidik anak semenjak dalam kandungan selanjutnya adalah dengan memperdengarkan tilawati Al-Qur'an. Diharapkan dengan anak bayi yang masih dalam kandungan dibiasakan oleh orang tuanya untuk mendengarkan tilawah Qur'an karena banyak manfaat dari mendenagrkan Al-Qur'an ini.
 Kita ketahui fungsi pertama yang paling banyak digunakan janin dalam kandungan adalah fungsi pendengarannya maka kita optimalkan fungsi pendengaran janin untuk terbiasa mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
 Selain itu dengan kita membiasakan bayi dalam kandungan memperdengarkan Al-Qur'an maka ketika sang anak memasuki masa kanak-kanak ia akan lebih mudah dalam menghafal al-Qur'an.
Membacakan Doa. Ada berbagai cara metoda doa serta doa-doa agar mendapatkan anak sholeh yang diajarkan oleh Nabi dan juga orang-orang Sholeh dahulu yang bisa kita pelajari dan dipraktekkan. Ada Doa Nabi Zakariya yaitu yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Ali Imran : 38 yang artinya :"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
 Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa..(QS. Ali Imran (3);38 ). Kata anak yang baik mengandung makna jadikanlah anak kami yang shaleh, berakhlaq mulia, dan beradab agar sempurna nikmat dunia dan akheratnya. Ada juga doa Nabi Ibrahim yang tercantum dalam Al-Qur'an surat As Shaafaat :100 dan An Nahl : 78.
Mengajak Berbicara. Indera pendengaran mulai berkembang pada minggu ke 8 dan selesai pembentukan pada minggu ke 24.
Indera pendengaran ini juga dibantu oleh air ketuban yang merupakan penghantar suara yang baik. Janin akan mulai mendengar suara aliran darah melalui plasenta, suara denyut jantung dan suara udara dalam usus.
 Selain itu janin akan bereaksi terhadap suara-suara keras, bahkan bisa membuat janin terkejut melompat. Untuk itu mengajak janin berbicara dengan mengelus-elus peut terutama saat organ pendengaran mulai berfungsi baik.
 Ketika sang ibu mau berwudhu maka ajaklah pula sang janin berbicara dengan cara "Adik, ibu mau berwudhu karena wudhu adalah satu cara sebelum menjalankan sholat dan sholat adalah kewajiban tiap muslim untuk beribadah kepada Allah, Sang Pencipta Alam Semesta yang menciptakan segala kehidupan dunia ini termasuk ayah ibu dan juga adik" Dan biasanya respon janin dengan tendangan ke arah perut sang ibu.
Menjaga Perilaku. Menjaga perilaku sangat penting dan dibutuhkan ketika masa kehamilan. Karena akhlak orang tua sangat berpengaruh terhadap akhlak anak-anaknya kelak, terutama ibu hamil.
 Mulai dari sikap, ucapan hingga perilaku. Menghindari hal-hal yang kurang baik tidak hanya ditekankan dalam masa kehamilan saja, namun juga sampai anak dewasa. Sebab orang tua memegang peranan yang penting dalam menanamkan perilaku dan adab serta akhlak yang baik kepada anak-anaknya. Jika orang tua berperilaku baik maka diharapkan sang anak juga meniru serta mencontoh perilaku baik dari orang tuanya.
Agama Islam mewajibkan pula para pemeluknya untuk mengenal kewajiban mendidik anak dan sekaligus mempraktekkannya.
 Berkenaan dengan kewajiban mendidik anak dan memelihara anak ini dalam Al-Qur'an banyak ayat yang menyerukan akan keharusan orang tua untuk orang tua terutama ibu agar selalu menjaga dan mendidik anak-anaknya, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Seperti halnya yang tercantum dalam Al-Qur'an yang artinya :"“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS.at-Tahrim: 6)
Semoga kita bisa menjalankan berbagai macam cara mendidik anak semenjak dalam kandungan sampai nantinya sang anak dewasa sehingga anak-anak kita menjadi anak-anak yang baik dan sholeh-sholehah aamiin
·  Jangan sampai terlambat dalam mendidik anak, sehingga orang lain atau lingkungan yang akan membentuknya. Kita tidak tahu dan tidak bisa mengontrol secara langsung bagaimana jika mereka yang mendidik anak kita.
Allah berfiirman “Laqad khalaqnal insaana fiii ahsani taqwim”. “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Kenapa menggunakan kata “Kami” ? Karena ibu dan bapak terlibat dalam hal penciptaan anak
. Oleh karena itu mendidik anak adalah dari sejak pertemuan sperma dan ovum
·  Mendidik anak bukan hanya tugas ibu, tapi tugas bapak pula. Tidak benar jika anaknya nakal maka yang salah hanya ibunya, tapi juga bapaknya.
·  Banyak sekali pembentukan kepribadian seseorang itu adalah pada masa kecil dan pertumbuhannya. Mendidik anak di waktu kecil seperti mengukir di batu, mendidik anak di waktu besar seperti mengukir di air. Kalau baik pendidikannya di masa kecil, maka insya Allah akan baik sampai dia dewasa