BODOH
bagaikan rumah tanpa atap (kalau hujan berasa mandi)
bagaikan amplop tanpa perangko (kaga nyampe dah tuh surat)
bagaikan bunga tanpa mahkotanya (itu mah bukan bunga tapi daun)
bagaikan kuda tanpa tapalnya (yaaah ngga tuk tik tak tik tuk lagi dong)
bagaikan gerobak tanpa roda (gagal buka usaha jualan baso keliling)
bagaikan aliran air sungai yang tak bermuara (sejenis kaya cinta bertepuk sebelah tangan lah)
bagaikan raga tak bernyawa (wesesese ternyata bisa juga gue mikir begini)
itu yang saya rasakan ketika saya duduk termenung sendiri. mencoba mereka ulang apa yang sebenarnya terjadi.
dan sekarang saya sadar. seseorang pergi menjauh.
mungkin tak akan kembali
berharap semua hanya mimpi?
tidak. semua ini nyata. lagipula saya tidak mau berharap.
harapan kosong.
seandainya semua ini hanya mimpi pun, mungkin saya tidak akan pernah terbangun
mengapa tidak berusaha mencarinya?
sudah. selalu.
usaha saya tidak sia-sia hanya saja tidak membuahkan hasil
bodoh. sama saja.
ya, BODOH
lebih baik tidak memiliki seluruh hidup ini, daripada saya harus kehilangan kamu.
berlebihan. hal-hal yang berlebihan tidak baik untuk kesehatan.
lebih baik saya melangkah maju, melupakan segalanya dan berharap dia tidak akan pernah kembali lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar